Selasa, Agustus 12, 2008

Dingin yang Mendekap Erat


Sebuah ketiadaan terpental-pental menimpa ubun

ketika laut mengirimkan angin ke ketinggian ini.


Di Jakyakdo,

kumelepas segala yang membelit.

Tanpa wajah aku datang

tanpa hati aku pergi.


Di sela-sela hutan bambu

ada terdengar suara sunyi bergemerisik

menyusuri helai rambut dan bibir yang perih.


Toh aku tak melihat siapa-siapa.

Pinus-pinus tua yang tegar berdiri menampar pipiku berkali-kali

mengajak siuman

membujuk keharuan.


Tetap: kau tak ada di sini.

Kesentosaan adalah kehahikian

dan kau memang tak pernah ada di sini.


Cuma dingin dan jaket yang mendekapku

Erat.

Incheon, Korea Selatan, 22 November 2006

Tidak ada komentar: